Hadapi Pemilu 2024, Dosen FISIP UNAIR Ingatkan Pentingnya Peranan Pemilih Pemula

    Hadapi Pemilu 2024, Dosen FISIP UNAIR Ingatkan Pentingnya Peranan Pemilih Pemula

    SURABAYA – Pemilihan umum Indonesia 2024 resmi akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang. Pada kesempatan ini, seluruh warga Republik Indonesia yang berumur minimal 17 tahun dan telah mendapatkan hak suara memiliki peranan yang penting dalam Pemilu 2024, utamanya bagi para pemilih pemula.

    Menanggapi hal tersebut, Fahrul Muzaqqi SIP MIP dosen Ilmu Politik FISIP UNAIR, Jumat (9/6) memberikan pendapatnya terkait peranan pemilih pemula dalam Pemilu 2024.

    Fahrul menyampaikan bahwa pemilih pemula merupakan salah satu bagian penting dalam proses pemilu. Menurutnya, pemilih pemula masih berada pada tahap awal untuk mempraktikkan demokrasi, khususnya demokrasi elektoral.

    Miliki Peranan Besar

    Selain itu, pemilih pemula memegang peranan yang sangat besar dalam pemilu 2024, yakni sekitar 60 hingga 70 persen adalah pemilih pemula atau pemilih kedua. Fahrul menggarisbawahi bahwa hal yang terpenting adalah bagaimana niat dan kepedulian para pemilih pemula terhadap pelaksanaan pemilu 2024. Dengan begitu, pemilih pemula ke depannya akan mampu memberikan angin segar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Lebih lanjut, Fahrul kembali menyampaikan bahwa minat dan perhatian para pemilih pemula merupakan sesuatu yang perlu kandidat yang mencalonkan diri pada pemilu 2024 perhatikan. Para kandidat harus memutar otak untuk menarik minat dan perhatian para pemilih pemula. Yakni dengan menawarkan sesuatu yang menarik dalam hal positif.

    Fahrul menyampaikan bahwa penyelenggaraan pemilu 2024 diharapkan dapat memberikan iklim yang sehat, utamanya tidak mengarah pada praktik SARA dan diskriminasi. Hal ini tentunya membutuhkan peran serta dari pihak lain, seperti media dan institusi pendidikan.

    “Politik itu memang sesuatu yang tidak selalu sesuai dengan harapan. Namun, ketika kita tidak peduli dengan politik, justru kita yang dipolitisi. Maka, kepedulian kita sangat menentukan jalannya demokrasi. Jangan sampai kita hanya menjadi objek politik melainkan harus menjadi subjek politik, ” ujarnya. (*)

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Kunjungi ITS, Kedubes RRC Perkuat Kerja...

    Artikel Berikutnya

    Mahasiswa ITS Manfaatkan SCW sebagai Pengurai...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Heboh Gelar Doktor Honoris Causa dari Perguruan Tinggi Ilegal, Hendri Kampai: Prestise atau Prestasi Palsu?
    Mengenal Peran dan Keahlian Insinyur Teknik Mesin dalam Era Industri Modern
    Peran dan Tantangan Insinyur Teknik Sipil dalam Pembangunan Berkelanjutan
    Dokter Spesialis Bedah, Pilar Utama dalam Dunia Medis Modern
    Neurolog, Dokter Ahli di Balik Kompleksitas Sistem Saraf

    Ikuti Kami